Di antara bahasa-bahasa di atas, ada beberapa yang tidak lagi
menjadi sumber penyerapan kata baru yaitu bahasa Tamil, Parsi, Hindi,
dan Portugis. Kedudukan mereka telah tergeser oleh bahasa Inggris yang
penggunaannya lebih mendunia. Walaupun begitu, bukan bererti hanya
bahasa Inggris yang menjadi rujukan penyerapan bahasa Indonesia pada
masa yang akan datang.
Penyerapan kata dari bahasa Cina sampai sekarang masih terjadi di bidang pariboga termasuk bahasa Jepang yang agaknya juga potensial menjadi sumber penyerapan.
Di antara penutur bahasa Indonesia beranggapan bahwa bahasa
Sanskerta yang sudah ’mati’ itu merupakan sesuatu yang bernilai tinggi
dan klasik. Alasan itulah yang menjadi pendorong penghidupan kembali
bahasa tersebut. Kata-kata Sanskerta sering diserap dari sumber yang
tidak langsung, yaitu Jawa Kuna. Sistem morfologi bahasa Jawa Kuna
lebih dekat kepada bahasa Melayu. Kata-kata serapan yang berasal dari bahasa Sanskerta-Jawa Kuna misalnya acara, bahtera, cakrawala, darma, gapura, jaksa, kerja, lambat, menteri, perkasa, sangsi, tatkala, dan wanita.
Bahasa Arab menjadi sumber serapan ungkapan, terutama dalam bidang
agama Islam. Kata rela (senang hati) dan korban (yang menderita akibat
suatu kejadian), misalnya, yang sudah disesuaikan lafalnya ke dalam
bahasa Melayu pada zamannya dan yang kemudian juga mengalami pergeseran
makna, masing-masing adalah kata yang seasal dengan rida (perkenan) dan
kurban (persembahan kepada Tuhan). Dua kata terakhir berkaitan dengan
konsep keagamaan. Ia umumnya dipelihara betul sehingga makna
(kadang-kadang juga bentuknya) cenderung tidak mengalami perubahan.
Sebelum Ch. A. van Ophuijsen
menerbitkan sistem ejaan untuk bahasa Melayu pada tahun 1910, cara
menulis tidak menjadi pertimbangan penyesuaian kata serapan. Umumnya
kata serapan disesuaikan pada lafalnya saja.
Meski kontak budaya dengan penutur bahasa-bahasa itu berkesan silih
berganti, proses penyerapan itu ada kalanya pada kurun waktu yang
tmpang tindih sehingga orang-orang dapat mengenali suatu kata serapan
berasal dari bahasa yang mereka kenal saja, misalnya pompa dan kapten
sebagai serapan dari bahasa Portugis, Belanda, atau Inggris. Kata
alkohol yang sebenar asalnya dari bahasa Arab, tetapi sebagian besar
orang agaknya mengenal kata itu berasal dari bahasa Belanda.
Kata serapan dari bahasa Inggris ke dalam kosa kata Indonesia
umumnya terjadi pada zaman kemerdekaan Indonesia, namun ada juga
kata-kata Inggris yang sudah dikenal, diserap, dan disesuaikan
pelafalannya ke dalam bahasa Melayu sejak zaman Belanda yang pada saat
Inggris berkoloni di Indonesia antara masa kolonialisme Belanda..
Kata-kata itu seperti kalar, sepanar, dan wesket. Juga badminton,
kiper, gol, bridge.
Sesudah Indonesia merdeka, pengaruh bahasa Belanda mula surut
sehingga kata-kata serapan yang sebetulnya berasal dari bahasa Belanda
sumbernya tidak disadari betul. Bahkan sampai dengan sekarang yang
lebih dikenal adalah bahasa Inggris.
sumber:http://id.wikipedia.org/wiki/Kata_serapan_dalam_bahasa_Indonesia
Perbendaharaan kata serapan
Diposting oleh
dheamandela91
|
Label:
melayu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar