Pembelajaran Bahasa Indonesia
Daftar kata serapan dari bahasa Inggris dalam bahasa Indonesia
Berikut ini adalah istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang berasal/diserap dari bahasa Inggris. Untuk akhiran-akhiran yang umum, seperti -logi, -grafi, -isme, bisa dilihat di dalam Kategori:Sufiks.
Banyak kata-kata dalam bahasa Inggris juga diserap dari bahasa-bahasa
lain, terutama Latin dan Yunani, dan bahasa Indonesia kadang-kadang
menyerap langsung dari bahasa-bahasa tersebut, tanpa melalui bahasa
Inggris. Selain itu masih banyak lagi istilah-istilah dari bahasa
Inggris yang bertopik khusus, misalnya biologi, teknologi informasi, hukum, yang terlalu banyak jika didaftarkan di satu halaman.
Untuk pedoman penyerapan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia serta pola-pola yang umum dijumpai, silakan lihat Wikipedia:Pedoman penyerapan istilah
A
- adequate - adekuat
- application - aplikasi
- actor - aktor
- aquarium - akuarium
- allergy - alergi
- artist - artis
- access - akses
- acting - akting
- accessory - aksesori
- activist - aktivis
- actress - aktris
- accomodation - akomodasi
- acupuncture - akupuntur
- alliance - aliansi
- apartment - apartemen
- appreciation - apresiasi
- asset - aset
- association - asosiasi
- astronaut - astronot
- assumption - asumsi
- agronomy - agronomi
- aerobic - erobik
B
C
- calculator - kalkulator
- calendar - kalender
- calm - kalem
- campus - kampus
- cancer - kanker
- capsule - kapsul
- cartoon - kartun
- career - karir
- casette - kaset
- catering - katering
- charismatic - karismatik
- check - cek
- cholesterol - kolesterol
- claim - klaim
- clarification - klarifikasi
- clone - klon
- cockpit - kokpit
- coin - koin
- coffee - kopi
- collution - kolusi
- coma - koma
- complain - komplain
- condominium - kondominium
- condusive - kondusif
- confirmation - konfirmasi
- conjunction - konjungsi
- conglomerate - konglomerat
- contamination - kontaminasi
- container - kontainer
- cooperation - koperasi
- counseling - konseling
- council - konsil
- counter - konter
- convention - konvensi
- conversion -konversi
- commitment - komitmen
- community - komunitas
- computer - komputer
- copy - kopi
- cornea - kornea
- corporation - korporasi
- corset - korset
- corrupt - korupsi
- cosmetic - kosmetik
- counter - konter
- coupon - kupon
- cowboy - koboi
- cream - krim
- credit - kredit
- crusial - krusial
- coupon - kupon
- cursor - kursor
D
- data - data
- decade - dekade
- department - departemen
- depression - depresi
- detection - deteksi
- detective - detektif
- detergent - deterjen
- detail - detail
- diagnose - diagnosa
- dichotomy - dikotomi
- dictator - diktator
- dilemma - dilema
- dimension - dimensi
- dissertation - disertasi
- disinfectant - disinfektan
- disco - disko
- discount - diskon
- diskette - disket
- discourse - diskursus
- design - disain/desain
- dollar - dolar
- double - dobel
- dose - dosis
- doctor - dokter
- domestic - domestik
E
- efficiency - efisiensi
- execution eksekusi
- exist - eksis
- expansion - ekspansi
- exploration - eksplorasi
- export - ekspor
- expose - ekspos
- excess - ekses
- ecstasy - ekstasi
- education - edukasi
- ecology - ekologi
- ecosystem - ekosistem
- embargo - embargo
- embryo - embrio
- energy - energi
- enzyme - enzim
- erection - ereksi
- erosion - erosi
- erotic - erotik
- essay - esai
- estimation - estimasi
- evacuation - evakuasi
- evaluation - evaluasi
F
- fax - faks
- fact - fakta
- federation -federasi
- fermentation - fermentasi
- fashion - fesyen
- feminine - feminin
- fiction - fiksi
- finish - finis
- flexible - fleksibel
- focus - fokus
- fossil - fosil
- friction - friksi
- fusion - fusi
- freeman - preman
G
- glass - gelas
- game - gim
- generalization - generalisasi
- genetic - genetik
- glamour - glamor
- goal - gol
- gossip - gosip
- gradation - gradasi
- gratification - gratifikasi
H
- hydrogen - hidrogen
- helmet - helm
- homosex - homoseks
- hormone - hormon
- horror - horor
- hostess - hostes
- haemoglobin - hemoglobin
I
- ice - es
- idol - idola
- infrastructure - infrastuktur
- illegal - ilegal
- imperialist - imperialis
- improvisation - improvisasi
- impulsive - impulsif
- inflation - inflasi
- innovation - inovasi
- insecticide - insektisida
- instant - instan
- instinct - insting
- instrument - instrumen
- interaction - interaksi
- intermezzo - intermezo
- interpretation - interpretasi
- internist - internis
- interruption - interupsi
- intervention - intervensi
- injection - injeksi
- invasion - invasi
- investation - investasi
J
- juice - jus
K
- keeper - kiper
L
- lamp - lampu
- lamination - laminasi
- landscape - lanskap
- lasso - laso
- legislative - legislatif
- league - liga
- lipstick - lipstik
- lobby - lobi
- locker - loker
M
- mall - mal
- malpractice - malapraktik
- malfunction - malafungsi
- malabsorption - malabsorpsi
- maladaption - malapraktik
- maladjustment - malapraktik
- maldistribution - malapraktik
- malnutrition - malapraktik
- malposition - malapraktik
- management - manajemen
- manager - manajer
- marathon - maraton
- marginal - marjinal
- mark - marka
- mascot - maskot
- matrix - matriks
- mediation - mediasi
- medical practitioner - dokter
- meditation - meditasi
- mechanic - mekanik
- menthol - mentol
- metabolism - metabolisme
- molecule - molekul
- motivation - motivasi
- music - musik
N
- naturalization - naturalisasi
- national - nasional
- negotiation - negosiasi
- nuance - nuansa
- nuclear - nuklir
- narcotic - narkotik
- newsletter - nawala
O
- oasis - oase
- obsession - obsesi
- okay - oke
- oxygen - oksigen
- opposition - oposisi
- option - opsi
- optic - optik
- oration - orasi
- orbit - orbit
- orgasm - orgasme
- orientation - orientasi
- overactive - overaktif
- ovulation - ovulasi
- ozone - ozon
P
- panelist - panelis
- paradigm - paradigma
- paradox - paradoks
- paramedic - paramedik
- parody - parodi
- particle - partikel
- passport - paspor
- patent - paten
- pelican – pelikan
- pen - pena
- pencil - pensil
- phenomenon - fenomena
- psychologist - ahli psikologi
- photo - foto
- plastic - plastik
- pollution - polusi
- prediction - prediksi
- premature - prematur
- property - properti
- protection - proteksi
- psychology - psikologi
- pulse - pulsa
R
- radioactive - radioaktif
- ratio - rasio
- rational - rasional
- reclamation - reklamasi
- record - rekor
- relative - relatif
- rally - reli
- relax - rileks
- renovation - renovasi
- restitution - restitusi
- research - riset
- revision - revisi
- rocket - roket
- royalty - royalti
- rumour - rumor
- routine - rutin
- restoration - restorasi
S
- science - sains
- saxophone - saksofon
- sample - sampel
- satellite - satelit
- sexy - seksi
- cellular - selular
- scheme - skema
- sceptic - skeptis
- score - skor
- scooter - skuter
- solution - solusi
- simulation - simulasi
- smash - smes
- speculation - spekulasi
- stethoscope - stetoskop
- stress - stres
- stock - stok
- syndicate - sindikat
- subject - subjek
- suggestion - sugesti
- supervision - supervisi
- supply - suplai
- survey - survei
- souvenir - suvenir
T
- taboo - tabu
- taxi- taksi
- television - televisi
- tissue - tisu
- tolerance - toleransi
- topic - topik
- tractor - traktor
- transplantation - transplantasi
- trend - tren
- trophy - trofi
- tumour - tumor
- tyranny - tirani
U
- University - Universitas (kata serapan bahasa Latin)
V
- vaccum - vakum
- verandah - beranda
- verification - verifikasi
- villa - vila
- volley - voli
Perbendaharaan kata serapan
Di antara bahasa-bahasa di atas, ada beberapa yang tidak lagi
menjadi sumber penyerapan kata baru yaitu bahasa Tamil, Parsi, Hindi,
dan Portugis. Kedudukan mereka telah tergeser oleh bahasa Inggris yang
penggunaannya lebih mendunia. Walaupun begitu, bukan bererti hanya
bahasa Inggris yang menjadi rujukan penyerapan bahasa Indonesia pada
masa yang akan datang.
Penyerapan kata dari bahasa Cina sampai sekarang masih terjadi di bidang pariboga termasuk bahasa Jepang yang agaknya juga potensial menjadi sumber penyerapan.
Di antara penutur bahasa Indonesia beranggapan bahwa bahasa
Sanskerta yang sudah ’mati’ itu merupakan sesuatu yang bernilai tinggi
dan klasik. Alasan itulah yang menjadi pendorong penghidupan kembali
bahasa tersebut. Kata-kata Sanskerta sering diserap dari sumber yang
tidak langsung, yaitu Jawa Kuna. Sistem morfologi bahasa Jawa Kuna
lebih dekat kepada bahasa Melayu. Kata-kata serapan yang berasal dari bahasa Sanskerta-Jawa Kuna misalnya acara, bahtera, cakrawala, darma, gapura, jaksa, kerja, lambat, menteri, perkasa, sangsi, tatkala, dan wanita.
Bahasa Arab menjadi sumber serapan ungkapan, terutama dalam bidang
agama Islam. Kata rela (senang hati) dan korban (yang menderita akibat
suatu kejadian), misalnya, yang sudah disesuaikan lafalnya ke dalam
bahasa Melayu pada zamannya dan yang kemudian juga mengalami pergeseran
makna, masing-masing adalah kata yang seasal dengan rida (perkenan) dan
kurban (persembahan kepada Tuhan). Dua kata terakhir berkaitan dengan
konsep keagamaan. Ia umumnya dipelihara betul sehingga makna
(kadang-kadang juga bentuknya) cenderung tidak mengalami perubahan.
Sebelum Ch. A. van Ophuijsen
menerbitkan sistem ejaan untuk bahasa Melayu pada tahun 1910, cara
menulis tidak menjadi pertimbangan penyesuaian kata serapan. Umumnya
kata serapan disesuaikan pada lafalnya saja.
Meski kontak budaya dengan penutur bahasa-bahasa itu berkesan silih
berganti, proses penyerapan itu ada kalanya pada kurun waktu yang
tmpang tindih sehingga orang-orang dapat mengenali suatu kata serapan
berasal dari bahasa yang mereka kenal saja, misalnya pompa dan kapten
sebagai serapan dari bahasa Portugis, Belanda, atau Inggris. Kata
alkohol yang sebenar asalnya dari bahasa Arab, tetapi sebagian besar
orang agaknya mengenal kata itu berasal dari bahasa Belanda.
Kata serapan dari bahasa Inggris ke dalam kosa kata Indonesia
umumnya terjadi pada zaman kemerdekaan Indonesia, namun ada juga
kata-kata Inggris yang sudah dikenal, diserap, dan disesuaikan
pelafalannya ke dalam bahasa Melayu sejak zaman Belanda yang pada saat
Inggris berkoloni di Indonesia antara masa kolonialisme Belanda..
Kata-kata itu seperti kalar, sepanar, dan wesket. Juga badminton,
kiper, gol, bridge.
Sesudah Indonesia merdeka, pengaruh bahasa Belanda mula surut
sehingga kata-kata serapan yang sebetulnya berasal dari bahasa Belanda
sumbernya tidak disadari betul. Bahkan sampai dengan sekarang yang
lebih dikenal adalah bahasa Inggris.
sumber:http://id.wikipedia.org/wiki/Kata_serapan_dalam_bahasa_Indonesia
Kata serapan dalam bahasa Indonesia
Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa lain (bahasa
daerah/bahasa luar negeri) yang kemudian ejaan, ucapan, dan tulisannya
disesuaikan untuk memperkaya kosa kata. Setiap masyarakat bahasa
memiliki tentang cara yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan dan
perasaan atau untuk menyebutkan atau mengacu ke benda-benda di
sekitarnya. Hingga pada suatu titik waktu, kata-kata yang dihasilkan
melalui kesepakatan masyarakat itu sendiri umumnya mencukupi keperluan
itu, namun manakala terjadi hubungan dengan masyarakat bahasa lain,
sangat mungkin muncul gagasan, konsep, atau barang baru yang datang
dari luar budaya masyarakat itu. Dengan sendirinya juga diperlukan kata
baru. Salah satu cara memenuhi keperluan itu--yang sering dianggap
lebih mudah--adalah mengambil kata yang digunakan oleh masyarakat luar
yang menjadi asal hal ihwal baru itu.
sumber:http://id.wikipedia.org/wiki/Kata_serapan_dalam_bahasa_Indonesia
Dialek dan ragam bahasa
Pada keadaannya bahasa Indonesia menumbuhkan banyak varian yaitu varian menurut pemakai yang disebut sebagai dialek dan varian menurut pemakaian yang disebut sebagai ragam bahasa.
Dialek dibedakan atas hal ihwal berikut:
- Dialek regional, yaitu rupa-rupa bahasa yang digunakan di daerah tertentu sehingga ia membedakan bahasa yang digunakan di suatu daerah dengan bahasa yang digunakan di daerah yang lain meski mereka berasal dari eka bahasa. Oleh karena itu, dikenallah bahasa Melayu dialek Ambon, dialek Jakarta (Betawi), atau bahasa Melayu dialek Medan.
- Dialek sosial, yaitu dialek yang digunakan oleh kelompok masyarakat tertentu atau yang menandai tingkat masyarakat tertentu. Contohnya dialek wanita dan dialek remaja.
- Dialek temporal, yaitu dialek yang digunakan pada kurun waktu tertentu. Contohnya dialek Melayu zaman Sriwijaya dan dialek Melayu zaman Abdullah.
- Idiolek, yaitu keseluruhan ciri bahasa seseorang. Sekalipun kita semua berbahasa Indonesia, kita masing-masing memiliki ciri-ciri khas pribadi dalam pelafalan, tata bahasa, atau pilihan dan kekayaan kata.
Ragam bahasa menurut pokok pembicaraan meliputi:
- ragam undang-undang
- ragam jurnalistik
- ragam ilmiah
- ragam sastra
- ragam lisan, terdiri dari:
- ragam percakapan
- ragam pidato
- ragam kuliah
- ragam panggung
- ragam tulis, terdiri dari:
- ragam teknis
- ragam undang-undang
- ragam catatan
- ragam surat-menyurat
- komunikasi resmi
- wacana teknis
- pembicaraan di depan khalayak ramai
- pembicaraan dengan orang yang dihormati
sumber:http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia#Ejaan_Republik
Awalan, akhiran, dan sisipan
Bahasa Indonesia mempunyai banyak awalan, akhiran, maupun sisipan, baik yang asli dari bahasa-bahasa Nusantara maupun dipinjam dari bahasa-bahasa asing.
Awalan | Fungsi (pembentuk) | Perubahan bentuk | Kaitan |
---|---|---|---|
ber- | verba | be-; bel- | per- |
ter- | verba; adjektiva | te-; tel- | ke- |
meng- | verba (aktif) | me-; men-; mem-; meny- | di-; pe-; ku-; kau; |
di- | verba (pasif) | meng- | |
ke- | nomina; numeralia; verba (percakapan) | ter- | |
per- | verba; nomina | pe-; pel- | ber- |
peng- | nomina | pe-; pen-; pem-; peny- | meng- |
se- | klitika; adverbia | ||
ku-, kau- | verba (aktif) | me- |
Sistem Penulisan Dan Tata Bahasa
Huruf besar | Huruf kecil | IPA | Huruf besar | Huruf kecil | IPA |
---|---|---|---|---|---|
A | a | /ɑː/ | N | n | /n/ |
B | b | /b/ | O | o | /ɔ, o/ |
C | c | /tʃ/ | P | p | /p/ |
D | d | /d/ | Q | q | /q/ |
E | e | /e, ɛ/ | R | r | /r/ |
F | f | /f/ | S | s | /s/ |
G | g | /ɡ/ | T | t | /t/ |
H | h | /h/ | U | u | /u/ |
I | i | /i/ | V | v | /v, ʋ/ |
J | j | /dʒ/ | W | w | /w/ |
K | k | /k/ | X | x | /ks/ |
L | l | /l/ | Y | y | /j/ |
M | m | /m/ | Z | z | /z/ |
[sunting] Tata bahasa
Ada juga kata yang berjenis kelamin, seperti contohnya "putri" dan "putra". Kata-kata seperti ini biasanya diserap dari bahasa lain. Pada kasus di atas, kedua kata itu diserap dari bahasa Sanskerta melalui bahasa Jawa Kuno.
Untuk mengubah sebuah kata benda menjadi bentuk jamak digunakanlah reduplikasi (perulangan kata), tapi hanya jika jumlahnya tidak terlibat dalam konteks. Sebagai contoh "seribu orang" dipakai, bukan "seribu orang-orang". Perulangan kata juga mempunyai banyak kegunaan lain, tidak terbatas pada kata benda.
Bahasa Indonesia menggunakan dua jenis kata ganti orang pertama jamak, yaitu "kami" dan "kita". "Kami" adalah kata ganti eksklusif yang berarti tidak termasuk sang lawan bicara, sedangkan "kita" adalah kata ganti inklusif yang berarti kelompok orang yang disebut termasuk lawan bicaranya.
Susunan kata dasar yaitu Subyek - Predikat - Obyek (SPO), walaupun susunan kata lain juga mungkin. Kata kerja tidak di bahasa berinfleksikan kepada orang atau jumlah subjek dan objek. Bahasa Indonesia juga tidak mengenal kala (tense). Waktu dinyatakan dengan menambahkan kata keterangan waktu (seperti, "kemarin" atau "esok"), atau petunjuk lain seperti "sudah" atau "belum".
Dengan tata bahasa yang cukup sederhana bahasa Indonesia mempunyai kerumitannya sendiri, yaitu pada penggunaan imbuhan yang mungkin akan cukup membingungkan bagi orang yang pertama kali belajar bahasa Indonesia.
SUMBER:http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia#Ejaan_Republik
Sistem Penulisan Dan Tata Bahasa
Huruf besar | Huruf kecil | IPA | Huruf besar | Huruf kecil | IPA |
---|---|---|---|---|---|
A | a | /ɑː/ | N | n | /n/ |
B | b | /b/ | O | o | /ɔ, o/ |
C | c | /tʃ/ | P | p | /p/ |
D | d | /d/ | Q | q | /q/ |
E | e | /e, ɛ/ | R | r | /r/ |
F | f | /f/ | S | s | /s/ |
G | g | /ɡ/ | T | t | /t/ |
H | h | /h/ | U | u | /u/ |
I | i | /i/ | V | v | /v, ʋ/ |
J | j | /dʒ/ | W | w | /w/ |
K | k | /k/ | X | x | /ks/ |
L | l | /l/ | Y | y | /j/ |
M | m | /m/ | Z | z | /z/ |
[sunting] Tata bahasa
Ada juga kata yang berjenis kelamin, seperti contohnya "putri" dan "putra". Kata-kata seperti ini biasanya diserap dari bahasa lain. Pada kasus di atas, kedua kata itu diserap dari bahasa Sanskerta melalui bahasa Jawa Kuno.
Untuk mengubah sebuah kata benda menjadi bentuk jamak digunakanlah reduplikasi (perulangan kata), tapi hanya jika jumlahnya tidak terlibat dalam konteks. Sebagai contoh "seribu orang" dipakai, bukan "seribu orang-orang". Perulangan kata juga mempunyai banyak kegunaan lain, tidak terbatas pada kata benda.
Bahasa Indonesia menggunakan dua jenis kata ganti orang pertama jamak, yaitu "kami" dan "kita". "Kami" adalah kata ganti eksklusif yang berarti tidak termasuk sang lawan bicara, sedangkan "kita" adalah kata ganti inklusif yang berarti kelompok orang yang disebut termasuk lawan bicaranya.
Susunan kata dasar yaitu Subyek - Predikat - Obyek (SPO), walaupun susunan kata lain juga mungkin. Kata kerja tidak di bahasa berinfleksikan kepada orang atau jumlah subjek dan objek. Bahasa Indonesia juga tidak mengenal kala (tense). Waktu dinyatakan dengan menambahkan kata keterangan waktu (seperti, "kemarin" atau "esok"), atau petunjuk lain seperti "sudah" atau "belum".
Dengan tata bahasa yang cukup sederhana bahasa Indonesia mempunyai kerumitannya sendiri, yaitu pada penggunaan imbuhan yang mungkin akan cukup membingungkan bagi orang yang pertama kali belajar bahasa Indonesia.
Senarai kata serapan dalam bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terbuka. Maksudnya ialah bahwa bahasa ini banyak menyerap kata-kata dari bahasa lain.
Asal Bahasa | Jumlah Kata |
---|---|
Belanda | 3.280 kata |
Inggris | 1.610 kata |
Arab | 1.495 kata |
Sanskerta-Jawa Kuno | 677 kata |
Tionghoa | 290 kata |
Portugis | 131 kata |
Tamil | 83 kata |
Parsi | 63 kata |
Hindi | 7 kata |
Bahasa daerah: Jawa, Sunda, dll. | ... |
sumber:http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia#Ejaan_Republik
Penyempurnaan ejaan
Ejaan-ejaan untuk bahasa Melayu/Indonesia mengalami beberapa tahapan sebagai berikut:
[sunting] Ejaan van Ophuijsen
Ejaan ini merupakan ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin. Charles Van Ophuijsen yang dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim menyusun ejaan baru ini pada tahun 1896. Pedoman tata bahasa yang kemudian dikenal dengan nama ejaan van Ophuijsen itu resmi diakui pemerintah kolonial pada tahun 1901. Ciri-ciri dari ejaan ini yaitu:- Huruf ï untuk membedakan antara huruf i sebagai akhiran dan karenanya harus disuarakan tersendiri dengan diftong seperti mulaï dengan ramai. Juga digunakan untuk menulis huruf y seperti dalam Soerabaïa.
- Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang, dsb.
- Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer, dsb.
- Tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk menuliskan kata-kata ma’moer, ’akal, ta’, pa’, dsb.
[sunting] Ejaan Republik
Ejaan ini diresmikan pada tanggal 19 Maret 1947 menggantikan ejaan sebelumnya. Ejaan ini juga dikenal dengan nama ejaan Soewandi. Ciri-ciri ejaan ini yaitu:- Huruf oe diganti dengan u pada kata-kata guru, itu, umur, dsb.
- Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k pada kata-kata tak, pak, rakjat, dsb.
- Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2 seperti pada kanak2, ber-jalan2, ke-barat2-an.
- Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang mendampinginya.
[sunting] Ejaan Melindo (Melayu Indonesia)
Konsep ejaan ini dikenal pada akhir tahun 1959. Karena perkembangan politik selama tahun-tahun berikutnya, diurungkanlah peresmian ejaan ini.[sunting] Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan ini diresmikan pemakaiannya pada tanggal 16 Agustus 1972 oleh Presiden Republik Indonesia. Peresmian itu berdasarkan Putusan Presiden No. 57, Tahun 1972. Dengan EYD, ejaan dua bahasa serumpun, yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Malaysia, semakin dibakukan.Perubahan:
Indonesia (pra-1972) |
Malaysia (pra-1972) |
Sejak 1972 |
---|---|---|
tj | ch | c |
dj | j | j |
ch | kh | kh |
nj | ny | ny |
sj | sh | sy |
j | y | y |
oe* | u | u |
sumber:http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia#Ejaan_Republik